Waktu itu Lebaran
Idul Fitri 1435 H hari ke 3, tepatnya tanggal 30 Juli 2014. Aku dan kakaku
janjian dengan teman-teman yang stay di Barabai buat mengekplore wisata alam di
Barabai, kota kelahiranku, kota asal kedua orang kami.
Tempat yang kami
akan tuju bernama Gunung Titi – Pihandam, Barabai – Hulu Sungai Tengah,
Kalimantan Selatan. Perjalanan dari kota Barabai menuju kesana sekitar ±1 jam menggunakan
sepeda bermotor. Jalan menuju Gunungnya lumayan bagus, tapi perjalanan menuju
puncaknya lumayan susah, terutama buat yang tidak ahli bawa motor dijalan yang
menanjak, terjal, berupa batuan dan tanah-tanah kuning saja, serta jalan
setapak. Sangat berbeda dari bawa motor di jalan yang mulus dan besar :D
Beberapa
kali teman-teman yang belum terbiasa membawa motor ditanjakan terjal terpaksa
harus bergantian dengan teman yang sudah expert bawa motor dikondisi tanjakan
terjal berbatu atau tanah kuning seperti itu. Yang nebeng dibelakangpun tidak
jarang harus turun dan jalan kaki saking susahnya tanjakan yang dilewati,
daripada jatuh kan gak lucu. Tidak mudah memang jalan yang dilewati dan harus
ekstra hati-hati.
Tapi begitu kami sampai
ke puncak, semua perjuangan diperjalanan terbayarkan dengan pemandangan indah
yang tersaji. Hamparan gunung-gunung Pegunungan Meratus didepan mata, Indah
sekali. Di atas puncak gunung terdapat 1 pondokan kecil, tempat biasa
orang-orang yang kesana untuk istirahat dan bernaung. Disana tidak ada
pohon-pohon besar untuk tempat berteduh. Panas bok, apalagi pas sampai kesana
tengah hari bolong. Kebetulan kami sampai ke puncak saat tengah hari, saat
matahari sedang terik-teriknya diatas kepala.
Walo panasnya
begitu terik, tapi semangat untuk mengabadikan moment-moment bagus disana
begitu besar, panas terik tak jadi masalah, yang penting tuh kudu foto-foto
disana. Hehe. Awalnya teman-teman pada malu, jaim, dan males panas-panasan,
tapi begitu liat ada yang begitu semangatnya foto-foto demi mengabadikan
moment-moment yang bagus disana akhirnya semua pada rame foto-foto. Foto dari
berbagai sisi gunung dan berbagai fose serta tema. Hihihi. Temen-temennya pada
seru-seru semua ternyata. Hanya perlu ada yang memulai saja :p
Oh ya, perjalanan
pulangnya masih gak kalah ekstrim jalannya. Kebetulan kami ambil jalan pulang
yang berbeda dari arah naik ke puncak. Pemandangan yang bisa dilihat selama
perjalanan pulang juga cukup indah, tapi sayang sudah tidak bisa foto-foto pas
diperjalanan pulang. Jadi hanya dinikmati mata masing-masing. Hehe.
Pulang
dari Gn. Titi langsung balik kerumah? Oh jelas tidakkk… Berhubung masih banyak
waktu jadi kami memutuskan buat ke Taguran Hantu, di daerah Timan – Hantakan, buat
main air. Hahaha. Soalnya di Gn. Titi tidak ada sungai maupun mata air.
Daripada rugi sudah bawa baju ganti (*niat awal memang pengen main-main air,
tapi ternyata di Gn. Titi gak ada airnya) jadi jalan pulang lewat yang ada aliran
airnya aja. Gak perlu komando dan waktu lama begitu sampe langsung cebar cebur
main air :D