Saturday, September 27, 2008

Sambungan Skizofren (2)

Tiga tipe simtom negatif yang diakui dalam DSM-IV sebagai inti dari skizofrenia:

  1. Affective flattening

Affective flattening adalah berbagai bentuk penurunan atau pengurangan (reduksi), atau bahkan sama sekali hilangnya respons2 afektif terhadap lingkungan, terganggu dalam menampilkan reaksi2 emosionalnya. Sering juga disebut sebagai blunted affect. Raut wajah mereka tetap tidak berubah dalam waktu yang lama, tak peduli apapun yang terjadi dan bahasa tubuhnya mungkin tidak responsibel atas apa yang terjadi di lingkungannya. Orang dengan blunted affect mungkin berbicara dengan nada yang monoton tanpa ada ekspresi emosi dan mungkin tidak melakukan kontak mata dengan orang lain.

  1. Alogia

Alogia atau kemiskinan bicara adalah pengurangan atau penurunan (reduksi) berbicara. Penderita mungkin tidak berinisiatif untuk berbicara dengan orang lain, dan jika ditanya secara langsung (direct question), ia menjawabnya dengan singkat dengan isi jawaban yang tidak berbobot. Kurang atau kerusakan berbicara mungkin menggambarkan kekurangan atau kerusakan dalam berpikir, meskipun hal itu mungkin untuk sebagian disebabkan oleh kurangnya motivasi berbicara.

  1. Avoilition

Avoilition adalah ketidakmampuan untuk bertahan pada saat2 biasa, atas aktivitas yang mengarah pada pencapaian tujuan, termasuk dalam bekerja, sekolah dan di rumah. Orang seperti ini memiliki masalah besar dalam menyelesaikan tugas2 dan adanya disorganisasi dan ketidakpedulian; nyata sekali secara penuh tidak termotivasi.

Negatif simtom dari skizofrenia dapat menjadi sulit didiagnosis secara reliabel. Karena skizofrenia meliputi ketidakhadiran perilaku, lebih banyak daripada menghadirkan perilaku tertentu yang dapat didiagnosis; negatif simtom terletak dalam kontinum antara normal dan abnormal, lebih sedikit dibandingkan perilaku yang jelas2 ganjil; negatif simtom dapat disebabkan oleh faktor dalam lainnya dari skizofrenia seperti depresi atau isolasi sosial, atau karena simtom negatif mungkin menjadi bagian dari efek pengobatan.

Skizofrenia (Schizophrenia)

Skizofrenia? Apa tuh??? Mungkin banyak yang belum mengenal istilah ini. Istilah ini adalah sebuah istilah untuk suatu ganggguan atau bisa disebut penyakit, tapi orang2 lebih banyak mengenalnya dengan istilah penyakit gila, sehingga orang yang menderita gangguan ini biasanya disebut sebagai orang gila (orgil). Penyebabnya bisa bermacam2. Ada yang karena stress, stressor, turunan, dll.

Skizofrenia merupakan kelompok gangguan psikosis atau psikotik yang ditandai terutama oleh distorsi2 mengenai realitas, juga sering terlihat adanya perilaku menarik diri dari interaksi sosial, serta disorganisasi dan fragmentasi dalam hal persepsi, pikiran dan kognisinya. Pada suatu saat, orang2 yang menderita skizofrenia ini berpikir dan berkomunikasi dengan sangat jelas, memiliki pandangan yang tepat atas realitas, dan berfungsi secara baik dalam kehidupan sehari2nya. Pada saat yang lain, pemikiran dan kata2 mereka terbalik2, kehilangan sentuhan (touch) dengan realita, dan tidak mampu memelihara diri mereka sendiri, bahkan dalam banyak cara yang mendasar.

Gambaran klinis skizofrenia

Gangguan skizofrenia terkadang berkembang pelan2 dan tidak tampak dengan jelas. Pada kasus2 tertentu, gambaran klinis didominasi oleh perasaan kurang hangat (seclusiveness), minatnya makin lama makin lemah terhadap dunia lingkungannya, dan melamun yang berlebihan serta tidak adanya responsivitas emosional (blunting of affect). Akhirnya, respons2 yang tidak selaras atau ringan saja tampil, sepertinya tidak begitu peduli terhadap properti sosial (barang2 umum milik masyarakat).

Pola2 simpton ini secara tradisional mengacu pada proses2 skizofrenia, yaitu adanya perkembangan yang gradual dari waktu ke waktu dan tidak muncul segera ketika terdapat ada stresor yang tiba2, serta cenderung untuk berjalan dengan jangka panjang. Hasil dari proses2 skizofrenia secara umum dinilai tidak baik, sangat meragukan, karena kebutuhan untuk mendapatkan penanganan (treatment) biasanya tidak ditemukan sampai pola2 perilakunya benar2 tampak sebagai perilaku sakit.

Awal dari munculnya gangguan2 aktual disebut kronik skizofrenia. Dalam keadaan lainnya, penampakan simtom2 skizofrenia bisa tiba2 dan dramatik serta ditandai oleh adanya goncangan emosional yang kuat (intense) dan kebingungan yang sangat kuat. Pola ini yang biasanya diasosiasikan dengan sumber2 stres yang bersifat aktual yang digunakan mengacu pada reactive schizophrenia atau juga disebut good premorbid atau acute schizophrenia.

Olohmasih


Banjarmasih adalah nama kampung yang dihuni suku Melayu. Kampung ini terletak di bagian utara daerah aliran sungai Kuin, yaitu kawasan Kelurahan Kuin Utara dan Alalak Selatan saat ini. Kampung Banjarmasih terbentuk oleh lima aliran sungai kecil yaitu sungai Sipandai, sungai Sigaling, sungai Keramat, sungai Jagabaya dan sungai Pangeran yang semuanya bertemu membentuk sebuah danau. Kata banjar berasal dari bahasa Melayu yang berarti kampung, atau juga berarti berderet-deret sebagai letak perumahan kampung berderet sepanjang tepian sungai. Banjarmasih berarti kampung orang-orang Melayu, sebutan dari orang Ngaju (suku Barangas) yang menghuni kampung-kampung sekitarnya. Penduduk Banjar Masih dikenal sebagai Olohmasih artinya orang Melayu sebutan oleh Oloh Ngaju (oloh = orang, ngaju = hulu) tersebut. Pemimpin masyarakat Oloh Masih disebut Patih Masih, yang nama sebenarnya tidak diketahui. Kampung Banjar Masih ini memiliki pelabuhan perdagangan yaitu Bandar Masih yang artinya bandar orang Melayu, yang berada di muara sungai Kuin, yang sekarang menjadi kawasan Pasar Terapung Muara Kuin.


Sumber: id.wikipedia.org/wiki/Banjarmasin

Banjarmasin


Ngomong2 tentang kota Banjarmasin, kota ini adalah ibukota provinsi Kalimantan Selatan -tempat Q tinggal tentunya- kota Q tercinta, Banjarmasin Bungas, kota Seribu Sungai. So anak2 yang tinggal di Banjarmasin ini biasanya disebut Urang Banjar or Anak Seribu Sungai. Karena kota ini tentunya sesuai dengan sebutannya tadi terdapat banyak sekali sungai. Baik sungai2 kecil maupun besar, seperti sungai Martapura dan sungai Barito. Hari Jadi Kota Banjarmasin pada tanggal 24 September 1526 (6 Zulhijjah 932 H).


Luas wilayah kota ini 72 km² atau 0,019% dari luas wilayah Kalimantan Selatan. Jumlah penduduknya sebanyak 527.250 jiwa dengan kepadatan penduduk 7.325/km² (data yang Q dapat sih nyebutin segitu pada taon 2000, tapi ga tau ya sekarang pastinya berapa). Terletak pada 3°,15 - 3°,22 Lintang Selatan dan 114°,32 Bujur Timur, ketinggian tanahnya 0,16 m di bawah permukaan laut dan hampir seluruh wilayah digenangi air kalo lagi pasang.


Kota Banjarmasin dibelah oleh sungai Martapura dan dipengaruhi oleh pasang surut air laut Jawa, sehingga berpengaruh pada drainase kota dan ini memberi ciri khas terhadap kehidupan masyarakatnya, terutama untuk pemanfaatan sungai sebagai salah satu prasarana transportasi air, pariwisata, perikanan dan juga perdagangan. Biasanya penduduk yang masih menggunakan sungai sebagai jalur transportasi menggunakan jukung n’ kelotok sebagai alat transportasinya.


Kondisi tanah di kota ini adalah tanah Aluvial yang didominasi struktur lempung adalah jenis tanah yang mendominasi wilayah kota Banjarmasin. Sedangkan batuan dasar yang terbentuk pada cekungan wilayah berasal dari batuan metamorf yang bagian permukaannya ditutupi oleh krakal, kerikil, pasir dan lempung yang mengendap pada lingkungan sungai dan rawa.


Batas-batas letak kota Banjarmasin di sebelah selatan provinsi Kalimantan Selatan yaitu : sebelah Utara dan Barat berbatasan dengan Kabupaten Barito Kuala, sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Tanah Laut, sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Banjar. Wilayah Administratif kota Banjarmasin terdiri atas 5 kecamatan, yaitu: Banjarmasin Barat: 13,37km², Banjarmasin Selatan: 20,18 km², Banjarmasin Tengah: 11,66 km², Banjarmasin Timur: 11,54 km², Banjarmasin Utara: 15,25 km².


Sumber: id.wikipedia.org/wiki/Banjarmasin